
Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Banten belum memberlakukan pembelajaran jarak jauh untuk siswa jenjang PAUD, SD, hingga SMP, dan masih melakukan kajian melihat kondisi ke depan.
“Opsi pembelajaran jarak jauh bagi seluruh sekolah memang sudah disiapkan. Tapi untuk hari ini kegiatan belajar mengajar masih normal seperti biasa. Semua siswa datang ke sekolah,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Tangerang Jamaluddin di Tangerang Senin.
Pihaknya masih menunggu instruksi dari Wali Kota Tangerang jika memang diperlukan adanya pembelajaran jarak jauh.
“Kami akan terus menyesuaikan dengan perkembangan situasi saat ini. Maka itu kita rapatkan dan koordinasi dengan pihak lainnya demi keamanan dan keselamatan,” ujarnya.
Wali Kota Tangerang Sachrudin mengatakan saat ini kegiatan belajar mengajar masih berjalan normal dan akan disesuaikan dengan situasi terbaru.
“Mudah-mudahan Kota Tangerang tetap kondusif dan kegiatan belajar mengajar tidak terganggu. Kami akan terus upayakan dan berkomunikasi dengan seluruh jajaran Forkopimda agar Kota Tangerang tetap kondusif,” katanya.
Ia juga mengimbau kepada seluruh masyarakat Kota Tangerang turut menjaga suasana kondusif di masing-masing wilayah dan tidak ikut terlibat dalam kegiatan anarkis. “Silahkan sampaikan aspirasi tapin tanpa anarkis,” katanya.
Sebelumnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Banten memastikan kegiatan belajar tatap muka tetap menjadi prioritas, meskipun ada sejumlah sekolah yang meminta izin melaksanakan pembelajaran daring karena kekhawatiran akan keamanan dari aksi demonstrasi.
“Secara umum kebijakan Pak Gubernur, kita masih menggunakan tatap muka. Tapi ada sekolah yang menurut pertimbangan kepala sekolah di daerah penyangga, itu berbahaya dan ada permintaan dari orang tua, maka sekolah memberikan kebijakan melaksanakan daring satu hari ini,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdikbud Banten Lukman di Kota Serang, Senin.
Menurutnya, sekitar 50 sekolah di wilayah Tangerang yang berbatasan dengan Jakarta sempat mengajukan izin belajar daring. “Kalau 50 dari 1.600 sekolah kan kecil, dan itu hanya di daerah penyangga,” ujarnya.