
Ketegangan antara Israel dan Iran kini memicu kekhawatiran global setelah Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Ryabkov, memperingatkan potensi bahaya serius terhadap fasilitas nuklir Iran, khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Bushehr. Peringatan tersebut muncul di tengah gelombang serangan militer Israel terhadap sasaran-sasaran di Iran sejak Jumat lalu.
“Situasinya sangat berbahaya. Sampai saat ini, belum ada kerusakan serius-menurut sumber kami dan informasi yang diperoleh dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA)-namun ini hanya kebetulan yang menguntungkan. Risikonya tetap terlalu tinggi,” kata Ryabkov dalam pernyataan yang pertama kali dilaporkan oleh kantor berita Rusia, Tass, dilansir Selasa (17/6/2025).
“Konfrontasi militer ini harus segera dihentikan demi menstabilkan situasi,” imbuhnya.
Rusia, yang menjadi sekutu utama Iran dan juga ikut membangun PLTN Bushehr, menyatakan sedang menganalisis seluruh sumber informasi yang tersedia terkait infrastruktur nuklir Iran.
Serangan Israel terhadap Iran diluncurkan pada Jumat dini hari dalam operasi militer yang dinamai Rising Lion, yang diklaim bertujuan mencegah serangan balasan dari Teheran serta menghambat kemampuan nuklir Iran. Israel dan Amerika Serikat telah lama menyuarakan kekhawatiran bahwa Iran mungkin sedang mengembangkan senjata nuklir.
Operasi militer ini menandai peningkatan tajam dalam ketegangan berkepanjangan antara Israel dan Iran, dan memunculkan ketakutan akan konflik regional berskala lebih besar. Apalagi, AS memiliki pangkalan militer di kawasan yang rentan terkena dampak jika perang terbuka