“Kemudian kami sampaikan ada yang menarik dari Bulog. Ini setelah ada pergantian. Pergantian direksi dan pinwil. Ada 5 pinwil kalau tidak salah, kita ganti. Ini peningkatan serapan itu 2000 persen,” ujar Amran saat Panen Raya Padi Serentak di 14 Provinsi bersama Presiden Prabowo, Majalengka, Jawa Barat, Senin (7/4/2025).
“Jadi bukan 200- (tapi) 2000 persen. Per jam tadi Pak Wamentan itu 800 ribu ton. Yang dulu hanya 35 ribu ton. Ini peningkatan spektakuler berkat kerja kerasnya teman-teman, terutama komisaris utamanya Pak Wamentan,” lanjutnya.
Amran melaporkan kepada Presiden Prabowo, bahwa gudang, stok gudang sekarang 2,4 juta ton. Dan diperkirakan akhir bulan ini akan mencapai 3 juta ton. Ia menyebut angka ini tertinggi selama dalam 20 tahun.
Bapak Presiden yang kami hormati, gudang, stok gudang sekarang 2,4 juta ton.
“Tertinggi selama 10-20 tahun, kalau tidak salah laporan tadi. Tertinggi stok kita di gudang,” ujar Amran.
Februari lalu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI Erick Thohir telah melakukan pergantian Direksi Perum BULOG dan menetapkan Mayor Jenderal TNI Novi Helmy Prasetya sebagai Direktur Utama Perum BULOG.
Keputusan tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor: SK-30/MBU/02/2025 tanggal 7 Februari 2025, yang mengakhiri pengabdian Wahyu Suparyono sebagai Direktur Utama dan Iryanto Hutagaol sebagai Direktur Keuangan Perum BULOG.
Novi sebelumnya menjabat sebagai Asisten Teritorial Panglima TNI. Ia akan memulai masa baktinya sebagai Direktur Utama bersama dengan Direktur Keuangan Hendra Susanto. Hendra sebelumnya adalah Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.
Selain Direksi, Jajaran Dewan Pengawas Perum BULOG juga mengalami perombakan yang mengakhiri Wicipto Setiadi sebagai Dewan Pengawas diganti dengan Verdianto Iskandar Bitticaca adalah seorang Purnawirawan Polri yang terakhir mengemban amanat sebagai Asisten Utama Kapolri Bidang Operasi.
Untuk menghadapi lonjakan penumpang pada periode tersebut, PELNI telah menyiapkan berbagai langkah antisipasi guna memastikan kelancaran operasional.
Sekretaris Perusahaan PELNI, Evan Eryanto menyebut, pada puncak arus balik besok, diperkirakan jumlah penumpang mencapai lebih dari 25 ribu orang.
“Sejak arus balik dimulai H+1 (2/4/2025), jumlah penumpang yang cukup tinggi terjadi pada H+3 di angka 25.430 orang. Jika benar besok akan menjadi puncak arus balik, maka angkanya akan melebihi perjalanan 4 April kemarin,” ujar Evan dalam keterangan pers, dikutip Minggu (6/4/2025).
Per siang hari ini, jumlah tiket kapal PELNI yang sudah terjual untuk perjalanan Senin besok sudah mencapai 21.410 tiket.
Dalam menghadapi arus balik, PELNI memastikan seluruh armada kapal dalam kondisi laik laut. Berbagai fasilitas juga telah disediakan untuk memberi kenyamanan bagi para penumpang kapal PELNI, seperti wifi komersial, layanan tv channel, restoran, klinik, hingga mini theater.
Bagi masyarakat yang akan melakukan perjalanan arus balik, Evan menghimbau untuk calon penumpang yang sudah memiliki tiket agar dapat melakukan check-in melalui aplikasi PELNI Mobile untuk menghindari kepadatan saat proses boarding di pelabuhan.
Selain itu, Evan juga mengingatkan agar calon penumpang membawa dokumen identitas valid sesuai dengan orang yang akan berangkat.
“Kami terus berkomitmen memberikan pelayanan maksimal kepada seluruh penumpang kapal PELNI. Petugas kami akan standby 24 jam untuk menjaga kebersihan kabin, toilet dan area umum serta memberikan bantuan kepada penumpang yang membutuhkan, seperti lansia, ibu hamil atau anak-anak,” ungkap Evan.
PELNI juga menyediakan posko mudik di tiga pelabuhan yaitu Bau-Bau, Batam dan Semarang. Posko ini dilengkapi dengan layanan cek kesehatan dan pijat gratis yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, baik penumpang maupun non-penumpang selama periode mudik berlangsung.
Adapun lima ruas terpadat yang dilayani kapal penumpang PELNI selama arus balik Lebaran berdasarkan data per 2 s.d. 6 April 2025, yaitu rute Medan – Batam (11.880), disusul Bau-Bau – Makassar (5.912), Batam – Medan (5.132), Semarang – Kumai (4.971) dan Makassar – Surabaya (4.487).
Untuk lima pelabuhan keberangkatan terpadat adalah sebagai berikut:
1. Makassar (20.081)
2. Bau-Bau (17.265)
3. Surabaya (16.298)
4. Ambon (15.624)
5. Medan (11.880)
Sementara itu, lima pelabuhan tujuan terpadat antara lain:
1. Makassar (21.951)
2. Surabaya (14.535)
3. Batam (14.006)
4. Balikpapan (13.655)
5. Bau-Bau (11.620)
Untuk menghadirkan Mudik Tenang dan Menyenangkan sebagaimana harapan Pemerintah dan Kementerian BUMN, pelanggan kapal PELNI sudah dapat memanfaatkan saluran digital seperti aplikasi PELNI Mobile ataupun website resmi PELNI.
Tiket kapal PELNI juga dapat diperoleh di berbagai aplikasi perbankan, jaringan minimarket, dan aplikasi agen perjalanan. Pembayaran tiket PELNI juga dapat dilakukan di berbagai aplikasi perbankan dan pembayaran digital lainnya.
Bagi yang menerima THR, engalokasikan dan mengelola dana dengan bijak menjadi suatu tantangan tersendiri, apalagi di kondisi ekonomi yang sedang tak menentu saat ini.
Lebaran tahun ini diawali dengan daya beli masyarakat yang lemah, bahkan selama dua bulan beruntun kita mengalami deflasi (month to month/mtm) pada Januari dan Februari 2025. Secara tahunan (year on year/yoy), Februari juga mengalami deflasi sebesar 0,09%.
Deflasi secara tahunan bahkan pertama kali terjadi lagi sejak 25 tahun. Ditambah tekanan defisit fiskal, laju penurunan suku bunga terhambat yang membuat efek suku bunga masih terasa, mata uang terdepresiasi, sampai gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) terus terjadi.
Dari global, tantangan juga masih berlanjut, seperti Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump yang kembali berulah dengan menetapkan tarif balas dendam ke 160 negara, termasuk Indonesia.
Hal itu potensi menekan laju inflasi dunia lebih panas dan berisiko memperlambat pertumbuhan ekonomi hingga menyebabkan resesi.
Banyaknya ketidakpastian saat ini membuat kita harus lebih bijak dalam mengelola keuangan, baik dalam hal menabung, investasi, sampai pengeluaran.
Di sini ada beberapa tips yang bisa kita lakukan agar kita bisa menabung sampai mengalokasikan investasi dengan cara yang lebih bijak :
1. First Thing First : Mindset Sisihkan, Jangan Sisakan!
Mindset adalah fondasi utama dalam mencapai kesuksesan, dan salah satu pola pikir yang harus diterapkan adalah mendahulukan yang penting. Dalam hal keuangan, misalnya, banyak orang memiliki kebiasaan menggunakan uang untuk berbagai keperluan terlebih dahulu, lalu menyisihkan sisanya untuk tabungan.
Padahal, cara yang lebih bijak adalah dengan menyisihkan tabungan dan investasi di awal sebelum menggunakan uang untuk kebutuhan lain. Dengan mindset “sisihkan, jangan sisakan,” kita membentuk disiplin finansial yang lebih kuat dan memastikan bahwa tujuan jangka panjang tetap tercapai tanpa terganggu oleh pengeluaran yang tidak terencana.
2. Sesuaikan aset investasi dengan risiko toleransi
Berikutnya, adalah sesuaikan aset investasi yang mau kita alokasikan dari sebagian dana atau tabungan kita dengan risiko toleransi yang kita punya.
Toleransi risiko mengacu pada sejauh mana seorang investor siap menghadapi fluktuasi pasar dan potensi kerugian dalam portofolio investasinya.
Beberapa faktor yang memengaruhi toleransi risiko antara lain usia, tujuan keuangan, pendapatan, pengalaman investasi, serta kondisi psikologis dalam menghadapi ketidakpastian pasar.
Investor yang masih muda biasanya memiliki toleransi risiko lebih tinggi karena mereka memiliki lebih banyak waktu untuk memulihkan kerugian dibandingkan dengan mereka yang mendekati masa pensiun.
Selain itu, seseorang yang memiliki penghasilan stabil dan aset yang cukup cenderung lebih berani mengambil risiko dibandingkan mereka yang memiliki tanggungan besar atau penghasilan tidak tetap.
Bagi mereka yang memiliki toleransi risiko rendah atau konservatif, instrumen seperti emas, deposito, obligasi pemerintah, dan reksa dana pasar uang dapat menjadi pilihan karena cenderung lebih stabil dengan risiko minimal.
Investor dengan toleransi risiko menengah atau intermediate bisa mempertimbangkan reksa dana pendapatan tetap, obligasi korporasi, atau saham dari perusahaan-perusahaan besar yang sudah mapan (blue chip stocks).
Sementara itu, bagi investor dengan toleransi risiko tinggi atau agresif, aset seperti saham, cryptocurrency, atau properti dapat memberikan potensi keuntungan besar meskipun memiliki volatilitas tinggi.
3. Selalu Cicil Beli! Jangan All In
Di kondisi pasar yang sedang tidak tentu saat ini, strategi beli investasi saat ini lebih disarankan untuk cicil beli, atau lebih dikenal dengan metode dollar-cost averaging (DCA).
Namun, perlu dicatat, di kondisi saat ini, beli dengan metode DCA, akan lebih efektif di combine dengan analisis teknikal, supaya kita dapat momentum harga beli yang lebih tepat untuk mengoptimalkan peluang cuan.
Dengan cara ini, risiko akibat volatilitas pasar dapat dikurangi karena investor tidak terpaku pada satu harga beli tertentu. Misalnya, jika seseorang ingin berinvestasi di saham atau reksa dana, membelinya secara bertahap akan membantu mendapatkan harga rata-rata yang lebih stabil dibandingkan membeli semuanya saat pasar sedang tinggi atau rendah.
Sebaliknya, strategi all-in sangat berisiko karena tidak ada yang bisa memprediksi pergerakan pasar dengan pasti. Jika seorang investor mengalokasikan seluruh dananya sekaligus dan pasar tiba-tiba mengalami penurunan tajam, nilai investasinya bisa anjlok dalam sekejap. Namun, dengan mencicil pembelian, investor tetap memiliki fleksibilitas untuk memanfaatkan peluang harga murah saat pasar sedang turun, sekaligus menghindari tekanan psikologis akibat volatilitas tinggi.
Oleh karena itu, strategi “Selalu Cicil Beli! Jangan All In” adalah cara cerdas untuk mengelola risiko dan membangun portofolio investasi yang lebih stabil dan berkelanjutan.
Dalam konsep investasi, peribahasa ini menekankan pentingnya diversifikasi, yaitu menyebarkan investasi ke berbagai aset atau instrumen keuangan untuk mengurangi risiko kerugian.
Jika seluruh modal hanya ditempatkan dalam satu jenis investasi, seperti saham dari satu perusahaan, maka ketika perusahaan tersebut mengalami penurunan nilai, seluruh investasi bisa ikut merugi. Sebaliknya, dengan membagi investasi ke berbagai sektor, kelas aset, atau wilayah geografis, kerugian pada satu area dapat diimbangi dengan keuntungan dari area lainnya.
Diversifikasi juga membantu investor menghadapi ketidakpastian pasar. Misalnya, selain berinvestasi di saham, seseorang bisa mengalokasikan dananya ke obligasi, properti, atau aset lain yang memiliki tingkat risiko berbeda.
Dengan strategi ini, portofolio investasi menjadi lebih stabil dan potensi pertumbuhan jangka panjang lebih terjamin. Inilah sebabnya mengapa investor sukses seperti Warren Buffett selalu menyarankan untuk tidak menaruh seluruh modal dalam satu keranjang, melainkan menyebarkannya secara strategis.
Dalam lanskap bisnis yang terus berubah saat ini, berbagai organisasi di Asia Pasifik dan seluruh dunia menghadapi keputusan yang sangat penting: apakah mereka harus memodernisasi aplikasi enterprise dengan melakukan migrasi dari mesin virtual ke kontainer. Meskipun banyak organisasi hanya berfokus pada investasi infrastruktur sebagai solusi, tantangan sebenarnya terletak pada keselarasan strategis.
Arsitektur berbasis kontainer menawarkan keuntungan yang jelas untuk aplikasi-aplikasi baru dan beban kerja saat ini yang sesuai, namun banyak perusahaan mengalami kesulitan dalam melakukan transisi ini. Masalah utamanya berasal dari para pemimpin IT yang memandang lingkungan mereka sebagai sistem yang terfragmentasi, yakni memperlakukan pusat data lokal (on-premise), penyedia cloud, dan komputasi edgesebagai entitas terpisah bukannya ekosistem yang saling terhubung.
Keberhasilan dalam lingkungan hybrid multi-cloud membutuhkan infrastruktur yang cukup fleksibel untuk mendukung mesin virtual (VM) dan kontainer, sekaligus bisa mendukung kontainerisasi secara bertahap jika dianggap bermanfaat. Tujuannya bukan hanya menerapkan tools, tetapi menciptakan arsitektur yang bisa beradaptasi dengan kemampuan mengurangi kompleksitas dan memenuhi kebutuhan aplikasi-aplikasi modern.
Membongkar Tantangan Migrasi Aplikasi
Ketika berbagai organisasi berusaha untuk menyeimbangkan keamanan dan inovasi, aplikasi dan pergerakan data tetap menjadi tantangan yang kompleks. Kompleksitas ini sangat terlihat jelas ketika sebuah perusahaan mencoba menerapkan teknologi-teknologi yang tengah berkembang seperti AI generatif (GenAI). Laporan 2025 Enterprise Cloud Index kami mengungkapkan bahwa hampir semua responden di dunia menghadapi tantangan terkait peningkatan beban kerja GenAI dari pengembangan hingga produksi, di mana integrasi infrastruktur IT muncul sebagai tantangan utama.
Pada tingkat makro, banyak pemimpin bisnis berharap migrasi aplikasi berjalan relatif mudah, meski ada sedikit ketidaknyamanan. Namun rangkaian kompleksitasnya ternyata semakin dalam. Banyak sistem lama, aplikasi-aplikasi perusahaan yang dibuat khusus, dan software pihak ketiga, yang pada dasarnya tidak didesain dengan mempertimbangkan komputasi cloud di masa depan. Sistem-sistem ini seringkali hadir dengan tingkat ketergantungan yang sangat ketat dan memiliki persyaratan infrastruktur yang spesifik agar persyaratan regulasi dan data bisa terpenuhi. Hal ini mempersulit proses migrasi aplikasi.
Kompleksitas ini muncul secara berbeda-beda untuk berbagai jenis aplikasi. Untuk aplikasi-aplikasi baru, sebuah organisasi berpeluang untuk mendesain aplikasi ini dengan mempertimbangkan prinsip cloud-native dan kontainerisasi sejak awal. Namun, aplikasi enterprise yang sudah ada, terutama yang memiliki ketergantungan atau persyaratan regulasi yang rumit, mungkin lebih baik dioperasikan dengan tetap berada di lingkungan VM mereka saat ini, karena jika memaksakan untuk migrasi ke kontainerakan memberi lebih banyak risiko daripada manfaat.
Optimalisasi biaya adalah masalah lainnya. Penyedia layanan cloud, terutama hyperscalers, memiliki model penetapan harga yang rumit dan proyek migrasi akan selalu memunculkan biaya-biaya tersembunyi. Biaya untuk keluar masuk data di platform cloud (data egress), penyimpanan, bandwidth jaringan, dan layanan lainnya, bisa meningkat secara cepat, sehingga sulit untuk memperkirakan dan mengelola belanja cloud secara akurat. Akibatnya, perusahaan-perusahaan cenderung memiliki sumber daya cloud berlebih atau tidak bisa sepenuhnya memanfaatkan sumber daya cloudmereka. Tanpa tool pemantauan cloud dan manajemen biaya yang tepat, sebuah perusahaan mungkin mengalokasikan sumber daya cloud yang lebih besar dari kebutuhan atau gagal memanfaatkan infrastruktur cloud mereka secara maksimal. Hal ini mengakibatkan terjadinya pengeluaran yang tidak perlu dan pemborosan.
Oleh karena itu, berbagai organisasi merasa bimbang ketika ingin melakukan migrasi aplikasi-aplikasi yang kompleks. Kelambanan serta kurangnya insentif untuk menuntaskan proses migrasi aplikasi perusahaan merupakan perpaduan yang kuat. Hal ini memunculkan kompleksitas teknis, tekanan biaya, dan kekakuan budaya yang lebih besar.
Jalan ke Depan: Framework IT Modular
Melalui pendekatan migrasi aplikasi dengan menggunakan framework IT modular, perusahaan-perusahaan dapat menyelaraskan sistem IT mereka dengan tujuan bisnis yang lebih luas namun tetap mempertahankan fleksibilitas untuk berbagai jenis beban kerja yang berbeda. Tujuannya strategis: memecah kompleksitas jika dirasa bermanfaat sekaligus menghindari risiko migrasi yang tidak perlu. Untuk aplikasi baru dan aplikasi yang cocok untuk dimodernisasi, hal ini berarti memanfaatkan microservices dan kontainerisasi melalui solusi Kubernetes kelas enterprise. Agar aplikasi-aplikasi lama yang stabil bisa bekerja dengan baik di VM, hal ini berarti mempertahankan infrastruktur tersebut sambil memastikan bisa berintegrasi secara mulus dengan sistem-sistem baru yang berbasis kontainer.
Arsitektur microservices mengubah aplikasi monolitik menjadi sistem yang lebih fleksibel dan scalable. Microservices memecah sebuah aplikasi menjadi layanan-layanan yang lebih kecil dan independen, yang bisa dikembangkan, digunakan, dan ditingkatkan secara terpisah. Dengan pemisahan ini tim IT dapat fokus pada masing-masing komponen tanpa mempengaruhi aplikasi secara keseluruhan, sehingga memastikan akan ada lebih sedikit gangguan serta terus bisa memenuhi kebutuhan bisnis yang terus berubah. Dengan mendesain aplikasi sebagai kumpulan layanan yang saling terkait dan tidak terikat, suatu perusahaan bisa memastikan bahwa infrastruktur IT mereka tetap fleksibel, mudah beradaptasi, dan mampu menangani kebutuhan migrasi di masa depan tanpa melakukan upaya format ulang secara signifikan.
Demikian juga, sebelum solusi-solusi yang dibuat khusus, banyak perusahaan bergantung pada penggabungan tools open source dari pihak ketiga yang tersebar untuk membuat dan mengelola kontainerisasi mereka versi sebelumnya. Hal ini membuat aplikasi-aplikasi yang terkontainerisasi secara inheren sulit untuk dikoordinasikan dalam hal update dan migrasi. Saat ini, kami memiliki solusi yang dibuat khusus untuk enterprise dengan tujuan mengkonsolidasikan semua tools open-source yang digunakan untuk membangun aplikasi-aplikasi terkontainerisasi. Hal ini telah menyederhanakan operasional, mobilitas aplikasi, dan tetap mengintegrasikan keamanan dan kepatuhan.
Salah satu pelanggan kami di sektor layanan keuangan, yakni sebuah lembaga layanan keuangan milik negara di Asia Tenggara yang menyediakan layanan seputar perdagangan komoditas, kredit keuangan mikro, layanan pengiriman uang, dan layanan pembayaran online, memberikan contoh dari pendekatan ini. Bank tersebut telah memindahkan lebih dari 100 aplikasi enterpriseke microservices untuk memastikan pelayanan perbankannya memenuhi lanskap IT yang terus berubah, tanpa mengganggu proses kerja dan operasional internal.
Pendekatan strategi IT yang lebih terdistribusi dan modular akan membangun aplikasi yang lebih tangguh, yang lebih mudah untuk dikelola, diterapkan, dan ditingkatkan di seluruh lingkungan hybrid cloud.
Strategi yang Sesuai untuk Masa Depan Kesuksesan Hybrid Multi-cloud
Kesuksesan di masa depan hybrid ini membutuhkan infrastruktur yang cukup fleksibel untuk mendukung berbagai paradigma, baik VM maupun kontainer, seiring dengan perjalanan modernisasi organisasi. Tantangan dan peluang yang sebenarnya terletak pada penerapan strategi yang siap untuk masa depan yang mengintegrasikan migrasi aplikasi, optimalisasi infrastruktur, dan modernisasi aplikasi ke dalam pendekatan IT yang kohesif atau terpadu.
Menanamkan kemampuan kecerdasan buatan sekarang sudah menjadi hal yang biasa. Dengan demikian, kebutuhan akan fondasi yang fleksibel dan dapat diskalakan telah menjadi hal yang sangat penting sesuai ekspektasi. Beban kerja AI menuntut infrastruktur yang bisa secara efisien menangani beragam kebutuhan komputasi, mulai dari pelatihan model hingga penerapan inferensi. Platform hybrid multi-cloud menawarkan kemampuan dan fleksibilitas yang komprehensif untuk mengakomodasi hal tersebut, selain menyediakan keamanan, pemantauan, dan tata kelola yang konsisten.
Masa depan bisnis akan membutuhkan model IT yang terdistribusi. Hal ini tidak hanya akan mengatasi tantangan teknis yang mendesak, namun yang lebih penting lagi, menempatkan IT sebagai enabler yang strategis untuk kesuksesan bisnis jangka panjang. Dengan memanfaatkan toolsyang khusus dirancang untuk menjembatani kompleksitas tersebut, bisnis dapat membuka potensi penuh dari lingkungan hybrid multi-cloud dan mendapatkan kembali keunggulan kompetitif di dunia yang semakin cepat.
Menanggapi hal ini, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengajukan serangkaian saran strategis kepada pemerintah agar Indonesia bisa menghadapinya dengan lebih efektif. Ketua Umum Apindo, Shinta Kamdani menegaskan bahwa isu ini harus disikapi secara terkoordinasi dan kolektif antara pemerintah dan pelaku usaha.
“Dunia usaha telah memantau dengan seksama dinamika kebijakan dagang AS. Kami juga sudah memberikan berbagai pandangan dan menjalin komunikasi erat dengan pemerintah Indonesia, termasuk kementerian dan lembaga terkait,” kata Shinta kepada CNBC Indonesia, Kamis (3/4/2025).
Menurut Shinta, kebijakan tarif tinggi ini tidak hanya menjadi tantangan bagi Indonesia, tetapi juga negara lain yang mengalami surplus perdagangan dengan AS, seperti India, Vietnam, dan Uni Eropa. Oleh karena itu, langkah yang diambil harus mempertimbangkan kepentingan nasional secara menyeluruh.
Langkah-Langkah Strategis
Apindo mengajukan empat langkah utama yang dapat ditempuh pemerintah Indonesia guna merespons kebijakan tarif AS ini.
1. Diplomasi Perdagangan yang Lebih Kuat
Shinta menekankan pentingnya menciptakan kesepakatan bilateral dengan AS untuk memastikan akses pasar yang kompetitif.
“Kami mendorong penciptaan supply chain dengan industri di AS, sehingga ekspor Indonesia ke AS dapat dilihat sebagai bagian dari upaya memperkuat daya saing industri AS, bukan sebagai ancaman,” jelasnya.
Ia pun berharap upaya diplomasi ini mendapat respons positif dari pemerintah AS.
2. Meninjau Ulang Tarif Impor Produk AS
Sebagai bentuk kebijakan timbal balik, Indonesia juga perlu meninjau tarif impor terhadap produk-produk dari AS. “Karena ini merupakan kebijakan resiprokal, Indonesia juga harus memperhatikan tarif impor produk Amerika ke negara kita, termasuk hambatan non-tarifnya,” kata Shinta.
3. Diversifikasi Pasar Ekspor
Untuk mengurangi ketergantungan pada pasar AS, Apindo menyarankan agar pemerintah lebih gencar dalam mendiversifikasi tujuan ekspor.
“Kinerja ekspor nasional akan lebih stabil jika kita bisa memanfaatkan berbagai perjanjian dagang seperti Free Trade Agreement (FTA) dan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), serta menyelesaikan negosiasi yang sedang berjalan seperti EU CEPA,” ujarnya.
Negara-negara ASEAN, Timur Tengah, Amerika Latin, dan Afrika juga disebutnya memiliki potensi besar sebagai pasar alternatif.
4. Revitalisasi Industri dan Deregulasi
Apindo juga menyoroti pentingnya dukungan pemerintah dalam memperkuat industri padat karya dan melakukan deregulasi agar produk Indonesia lebih kompetitif di pasar global.
“Pemerintah perlu mendukung revitalisasi industri padat karya serta melakukan deregulasi agar produk-produk kita lebih bersaing,” imbuh dia.
Lebih lanjut, dunia usaha menyadari kebijakan ini dapat berdampak langsung pada struktur biaya produksi dan daya saing industri dalam negeri. Beberapa sektor yang diprediksi paling terdampak adalah tekstil, alas kaki, furniture, elektronik, batu bara, olahan nikel, dan agribisnis. Untuk menghadapi ini, Apindo akan menyiapkan forum diskusi bagi para pelaku usaha guna menyusun strategi respons yang sesuai.
Selain itu, diplomasi perdagangan dengan AS harus segera dilakukan secara intensif. Shinta juga mengungkapkan, masukan-masukan substansial telah disampaikan kepada pemerintah untuk memperkuat posisi tawar Indonesia.
“Kami mengusulkan pendekatan tematik, seperti kerja sama di sektor energi, mineral kritis, dan farmasi, tanpa harus langsung masuk ke negosiasi FTA yang kompleks,” katanya.
Apindo berharap, dengan kolaborasi erat antara regulator dan pelaku usaha, stabilitas iklim usaha tetap terjaga di tengah dinamika global.
“Ketahanan ekonomi nasional hanya dapat dipertahankan jika respons terhadap tantangan eksternal dibangun secara kolektif dan terukur,” pungkasnya.
Untuk memastikan keandalan kelistrikan nasional selama lebaran, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, menggelar teleconference bersama seluruh unit PLN se-Indonesia, subholding, dan anak perusahaan, pada Senin (31/3. Dia menegaskan bahwa seluruh personel PLN memberikan perhatian penuh terhadap suplai listrik, terutama saat pelaksanaan Salat Idulfitri.
Langkah ini sejalan dengan arahan Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) agar layanan kelistrikan tetap optimal sepanjang bulan Ramadan hingga Idulfitri.
“Alhamdulillah, PLN berhasil menjalankan tugas yaitu memastikan sistem kelistrikan di seantero Indonesia andal. Dengan demikian, masyarakat dapat merayakan Lebaran dengan lancar serta menikmati momen kebersamaan bersama keluarga dalam suasana yang hangat,” ujar Darmawan dalam keterangan resmi, Selasa (1/4/2025).
Darmawan menambahkan bahwa status siaga kelistrikan akan terus berlangsung hingga 11 April 2025 (H+7 Lebaran), seluruh elemen perusahaan berkomitmen menjaga kondisi sistem kelistrikan dalam keadaan prima.
“Seluruh unit PLN telah melaporkan bahwa semua lokasi prioritas terjaga dengan optimal tanpa adanya gangguan kelistrikan. Ini merupakan wujud komitmen PLN dalam memberikan layanan kelistrikan yang andal bagi masyarakat,” tambahnya.
PLN mencatat sebanyak 4.092 lokasi prioritas yang menjadi fokus pengamanan, terdiri dari 2.855 lokasi Salat Id, 722 bandara, terminal, dan pelabuhan, serta 515 pusat kegiatan masyarakat di seluruh Indonesia.
Keandalan pasokan listrik selama perayaan 1 Syawal 1446 H didukung oleh kapasitas daya mampu pasok nasional sebesar 56,13 GigaWatt (GW), sementara beban puncak mencapai 44,62 GW. Dengan demikian, terdapat cadangan daya yang mumpuni yaitu sebesar 11,51 GW.
Untuk menjaga keandalan sistem, PLN mengerahkan personel siaga yang dibekali dengan berbagai peralatan pendukung, antara lain 1.839 unit genset, 636 unit Uninterruptible Power Supply (UPS), 1.276 Unit Gardu Bergerak, 348 truk crane, 4.755 mobil dan 4.250 motor operasional yang disiagakan di berbagai wilayah.
Dalam kesempatan yang sama, General Manager PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Papua dan Papua Barat, Rizky Mochamad, menyampaikan pasokan listrik di wilayahnya dalam kondisi aman. Saat pelaksanaan Salat Idulfitri, beban puncak tercatat sebesar 265 MegaWatt (MW), dengan daya mampu pasok sebesar 419 MW, sehingga masih terdapat cadangan daya sebesar 154 MW.
“Kondisi kelistrikan pada malam takbiran dan pelaksanaan Salat Idulfitri dalam kondisi aman. Terdapat 62 posko siaga yang mengamankan suplai kelistrikan pada 150 lokasi prioritas dan semuanya berlangsung dengan aman,” ujar Rizky.
Hal senada disampaikan oleh General Manager PLN Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (UIP3B) Kalimantan, Riko Ramadhano Budiawan, bahwa sistem kelistrikan Kalimantan selama masa siaga yang di mulai tanggal 17 Maret 2025 (H-14 Lebaran) hingga saat ini dalam kondisi siap siaga dan tidak terjadi kendala apapun.
“Alhamdulillah kondisi di Kalimantan secara umum dalam menghadapi Lebaran dan Salat Id tadi pagi dalam kondisi aman. Secara cadangan daya di sistem Kalimantan sekitar 800 MW,” ujar Riko.
Sementara itu, General Manager PLN UIP3B Sumatera, Amiruddin menyampaikan sistem kelistrikan di wilayah Sumatera dibagi menjadi 3 regional, yaitu Sumatera bagian utara, Sumatera bagian tengah, dan Sumatera bagian selatan, seluruhnya dalam kondisi normal.
“Selama masa siaga ini, beban puncak tertinggi diprediksi sebesar 6.142 MW dan ini mengalami kenaikan 7% dibandingkan lebaran tahun lalu. Cadangan (daya) juga sangat mencukupi sekitar 48 sampai 50%,” kata Amiruddin.
Dalam hadits riwayat Al-Bukhari, Rasulullah meminta setiap umat memakai wewangian jika memilikinya.
“Sesungguhnya Allah mempunyai hak atas setiap Muslim untuk mandi setiap tujuh hari. Jika ia mempunyai wewangian, hendaklah dipergunakan.” (HR Bukhari).
Setiap ibadah Nabi selalu menyemprotkan parfum untuk menyegarkan diri. Istri Nabi, Aisyah RA, bersaksi salah satu wewangian paling disukai adalah kayu gaharu.
“Menurut sebuah hadits yang terdapat dalam kitab Akhlaq an-Nabi wa Adabuhu karya Abu asy-Syaikh al-Ashbahani, Aisyah RA menuturkan, ‘Wewangian yang paling disukai oleh Rasulullah SAW adalah ud (kayu gaharu)’,” dikutip dari Detik Hikmah.
Meski disukai Nabi Muhammad, kayu gaharu bukan tanaman asli Arab Saudi atau Timur Tengah. Artinya, mendapatkannya harus melalui impor dari wilayah lain dengan harga sangat tinggi.
Sebab, gaharu dikirim dari wilayah di bagian Timur bumi yang jauh dari tanah Arab, salah satunya, Indonesia.
Tanaman Asli Indonesia
Popularitas gaharu yang dalam bahasa Inggris disebut Agarwood sebenarnya tak hanya di Arab Saudi, tetapi juga di berbagai peradaban besar dunia lain.
Jauh sebelum Islam dan Nabi Muhammad eksis, masyarakat India pada tahun 1500 SM sudah menggunakan gaharu sebagai persembahan keagamaan. Konon, gaharu yang disebut Nabi, berasal dari India. Lalu di China pada tahun 700, gaharu sudah digunakan untuk wewangian dan jadi barang penting untuk berbagai acara keagamaan.
Semua pengguna gaharu di berbagai belahan dunia punya satu masalah serupa, yakni kesulitan memperolehnya. Ini bisa terjadi karena dua hal.
Yang pertama, karena tanaman tersebut sulit diakses.
Gahar memiliki genus bernama Latin Aquilaria hanya ada di hutan hujan Indonesia, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, Malaysia, India, Bangladesh, Filipina, dan Papua Nugini. Akibatnya orang-orang dari seluruh dunia harus menerima pasokan gaharu dari berbagai wilayah tersebut.
Kedua, langka. Jika pasokan memenuhi bukan berarti gaharu mudah diperoleh sebab keunikannya terletak pada kecacatan pohon. Peneliti Ashley Buchanan di Daily JStor menulis, gaharu yang bisa mengeluarkan wewangian adalah pohon yang sakit.
Infeksi mikroba atau jamur pada pohon gaharu yang terluka akan membuat reaksi kekebalan alami. Reaksi inilah yang menghasilkan aromatik semerbak. Masalahnya, tak semua gaharu bisa sakit dan ditumbuhi mikroba atau jamur. Hanya 7-10% saja yang bisa terinfeksi dan menghasilkan gaharu sangat wangi.
“Dalam keadaan alami, pohon yang menghasilkan gaharu tidak lebih mahal daripada pohon lain di Asia Selatan dan Asia Tenggara,” ungkap Ashley menunjukkan bahwa gaharu hanya pohon biasa jika tidak sakit.
Dalam literatur kolonial, keharuman gaharu sudah dicatat dan menjadi barang sangat penting. Hal ini salah satunya terungkap dalam buku terbitan tahun 1906 karya Frederik Willem van Eeden berjudul Houtsoorten van Nederlandsch Oost-Indië.
Di situ tertulis jelas bahwa gaharu alias Aquilaria Agaloscha adalah tanaman asli Sumatera yang sangat multifungsi. Di Indonesia, kayu gaharu biasa dipakai untuk membuat rumah. Ini disebabkan karena gaharu sangat keras, sehingga cocok jadi pondasi rumah. Sedangkan, resin gaharunya dikirim ke Timur Tengah dengan harga tinggi sebagai bahan baku parfum.
Pengiriman gaharu Indonesia ke Timur Tengah bukan menutup kemungkinan hanya terjadi di masa kolonial atau sekarang, tetapi juga saat Islam eksis di tahap awal atau tahun 600-an. Sebab, jalur perdagangan Arab-Nusantara sudah terbuka sejak dahulu. Salah satu bukti lainnya dilihat pada perdagangan kamper dari Barus ke Arab Saudi di abad ke-6 dan 7 Masehi.
Sampai sekarang, gaharu berkualitas tinggi dapat mencapai Rp 53 juta per kilogram, sementara di pasar internasional harganya bisa melonjak hingga Rp 133 juta per kilogram. Atas dasar ini, gaharu disebut juga tanaman ‘harta karun’ asli Indonesia.
Namun, untuk memperolehnya seseorang harus merogoh kocek dalam. Terus meningkatnya harga emas berbanding terbalik dengan kondisi ratusan tahun lalu di masa Kerajaan Hindu Budha. Saking murahnya, warga Jawa sampai membeli emas dalam jumlah besar untuk keperluan perhiasan, kebutuhan sehari-hari hingga estetik.
Murahnya harga emas di Jawa masa Hindu Budha sejalan dengan melimpahnya emas di Nusantara. Kala itu, di Nusantara, tepatnya Pulau Sumatera, sudah dikenal sebagai surga emas. Bahkan, Sumatera juga disebut pulau emas karena punya kandungan emas sangat melimpah.
Masyarakat Jawa kuno biasa memperoleh emas dari pulau di Barat Nusantara itu. Dorongan memiliki emas juga sejalan dengan anggapan masyarakat Jawa Kuno terhadap logam mulia tersebut yang punya nilai religius dan aspek estetik yang berwujud menarik.
Memang tak diketahui berapa harga emas. Tapi, pemakaian emas oleh masyarakat dapat terlihat dari kebiasaan mereka menggunakan emas dalam kehidupan sehari-hari.
Berbagai catatan menunjukkan di era Majapahit (1293-1527 M), misalnya, para bangsawan kerap memiliki emas dalam jumlah besar. Berbagai benda dilapisi oleh emas, mulai dari kereta hingga kipas.
Selain itu, sebagaimana dipaparkan Stuart Robson dalam Desawarna by Mpu Prapanca (1995), kerajaan Daha yang sezaman dengan Majapahit juga punya kebiasaan serupa. Dia menyoroti kebiasaan putri dari Raja Daha yang kerap menggunakan kereta berlapis emas.
Lalu, arkeolog Slamet Mulyana dalam Menuju Puncak Kemegahan (2012), menceritakan bagaimana emas menjadi barang idaman di era Majapahit semua orang seperti yang ditulis oleh Empu Prapanca dalam Nagarakertagama.
“Ia ingin sama dengan empu Winada yang bercita-cita mengumpulkan banyak uang dan emas,” tulis Prapanca, ditulis ulang oleh Slamet Mulyana.
Kegemaran mengoleksi emas juga tak hanya buat estetika, tapi juga transaksi perdagangan. Erwin Kusuma dalam Uang Indonesia: Sejarah dan Perkembangannya (2021) mencatat, masyarakat Jawa kuno lazim menggunakan emas dalam transaksi perdagangan di pasar. Hanya saja, transaksi melalui emas digunakan dalam skala besar, seperti jual-beli tanah, bukan transaksi di pasar.
Kepemilikan emas masyarakat juga disoroti para penjelajah asing. Penjelajah China, misalnya, disebut dalam Nusantara dalam Catatan Tionghoa (2009) melihat emas bertaburan di Pulau Jawa. Saat menyantap makanan tak sedikit penduduk menggunakan peralatan berbahan emas.
Masyarakat umum juga tak hanya tercatat sebagai penikmat emas, tapi juga pembuat emas. Dahulu banyak masyarakat berprofesi sebagai pembuat perhiasan atau pande emas. Dari tangan mereka, emas dibentuk sedemikian rupa hingga berwujud penggambaran manusia, hewan, atau ilustrasi lain.
Seiring waktu, kebiasaan menggunakan emas terus berlanjut. Namun, saat runtuhnya kerajaan kuno dan kemunculan kolonialisme, terjadi perubahan pola hidup. Di titik ini perhiasan emas banyak dilebur dan tak sedikit menjadi harta karun terpendam yang masih ditemukan sampai sekarang.
Pada saat itu, sekitar tahun 600-an Masehi, terjadi masalah ekonomi yang disebabkan pertempuran antar sesama suku di Arab, kehilangan banyak penduduk akibat migrasi, hingga manipulasi perdagangan oleh kaum Yahudi.
Hal tersebut membuat Nabi Muhammad dan masyarakat Arab menghadapi kemerosotan ekonomi. Terputusnya jalur perdagangan membuat banyak rakyat mengalami kelaparan dan terjerat kemiskinan.
Pada saat bersamaan, Nabi Muhammad juga tetap melakukan beragam cara agar kondisi keuangan pribadi tidak boncos dengan berbagai cara ini.
Apa Saja?
Mengutip riset “The Rasulullah Way of Business” (2021), Nabi Muhammad berupaya memutar uang di sektor peternakan, tanah, dan properti. Rasulullah yang dikenal sebagai al-amin alias sangat dipercaya, mudah mendapatkan para pemodal. Para pemodal yakin Nabi Muhammad bisa mengelola uang. Apalagi, Nabi Muhammad juga menjanjikan bagi hasil keuntungan usaha yang adil.
Setelah uang terkumpul, Nabi Muhammad awalnya berbisnis peternakan. Bagi Nabi, peternakan bukan bisnis yang asing. Semasa muda, beliau sudah menjadi penggembala kambing, sehingga sudah tahu seluk-beluk dunia peternakan.
Terlebih, bagi masyarakat Arab, peternakan adalah bisnis menguntungkan. Sebab, hewan yang dipelihara bisa beranak pinak dan bagian tubuhnya bisa dimanfaatkan kembali. Nabi sendiri diketahui punya peternakan unta hingga puluhan ekor. Dan jadi harta paling berharganya.
Selain berternak, Nabi juga banyak membeli tanah dan properti. Mengutip Musaffa, Nabi Muhammad SAW melakukan investasi pertamanya dengan menyewakan tanah kepada orang Yahudi dengan konsep bagi hasil.
Dia menyewa perkebunan kurma dan tanah di Khaybar kepada orang Yahudi. Selama periode itu, dia membiarkan mereka tinggal di tanah, mengolahnya, dan berbagi keuntungan di akhir. Konsep bagi hasil seperti itu kemudian didefinisikan sebagai mudharabah.
Namun, hal mendasar yang bisa dipetik dalam investasi dan bisnis ala Nabi Muhammad adalah keharusan kita bersedekah. Islam telah mengajarkan ada hak orang lain dalam harta kekayaan kita. Dan tiap kali membantu orang lain kita akan mendapat keuntungan luar biasa.
Atas dasar inilah Nabi Muhammad tidak menimbun kekayaannya sendiri. Seluruh kekayaan yang diperoleh dari keuntungan bisnis dialihkan untuk kepentingan umat. Nabi suka bersedekah, baik berupa uang, pakaian, atau makanan.
Sekitar 15 orang terjebak di bawah puing-puing gedung bertingkat tinggi yang sedang dalam tahap pembangunan.
Media Thailand melaporkan, korban yang terjebak di bawah puing-ping berada dalam kelompok yang terdiri dari tiga sampai tujuh orang.
Suriyachai Rawiwan, direktur organisasi bantuan bencana nasional, mengatakan bahwa tim SAR sedang berusaha untuk membawa air dan makanan kepada mereka.
Namun, beberapa korban yang selamat terjebak beberapa meter di bawah permukaan tanah.
“Kami memiliki waktu sekitar 72 jam untuk menolong mereka karena itulah perkiraan waktu seseorang dapat bertahan hidup tanpa air dan makanan,” ujar Rawiwan, menurut stasiun radio Thailand PBS, dikutip dari Aljazeera, Sabtu (29/3/2025).
Masih belum jelas berapa banyak korban yang terkubur di bawah reruntuhan.
Orang-orang banyak menunggu di luar lokasi untuk mendapatkan kabar tentang kerabat mereka. Polisi setempat telah meminta masyarakat untuk menghindari berkumpul di gedung tersebut agar tidak menghalangi upaya penyelamatan yang melibatkan alat berat.